Pada paruh pertama tahun 2025, neraca perdagangan global menunjukkan tren yang menarik, dengan pergeseran signifikan dalam pola ekspor dan impor di berbagai kawasan. Meskipun terdapat ketegangan perdagangan dan kebijakan tarif yang meningkat, volume perdagangan global tetap menunjukkan pertumbuhan, meskipun dengan dinamika yang berbeda di setiap wilayah.
🌍 Tren Neraca Perdagangan Global
Menurut data dari UNCTAD, perdagangan global meningkat sekitar $300 miliar pada paruh pertama tahun 2025, didorong oleh lonjakan impor AS dan ekspor Uni Eropa. Namun, ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan tetap menjadi tantangan utama bagi perekonomian global. UN Trade and Development (UNCTAD)+2UN Trade and Development (UNCTAD)+2Baltic Exchange Consumer+2
Di sisi lain, negara-negara berkembang mengalami penurunan impor sebesar 2% pada kuartal pertama 2025, sementara ekspor mereka stagnan. Afrika menjadi pengecualian dengan pertumbuhan ekspor sebesar 5% dan perdagangan intra-regional meningkat 16% dibandingkan tahun sebelumnya. UN Trade and Development (UNCTAD)
🇺🇸 AS: Defisit Dagang yang Meningkat
Amerika Serikat mencatatkan defisit perdagangan yang meningkat tajam pada Mei 2025, mencapai $71,5 miliar, naik dari $60,3 miliar pada April. Penurunan ekspor sebesar 4% menjadi faktor utama penyebabnya, dengan ekspor barang turun 5,9%, terutama disebabkan oleh penurunan pasokan industri dan barang modal. Kiplinger+1Trading Economics+1
Selain itu, defisit perdagangan barang dengan Uni Eropa meningkat menjadi $82,1 miliar pada kuartal pertama 2025, sementara defisit dengan China mencapai $360 miliar. Bureau of Economic Analysis
🇪🇺 Uni Eropa: Surplus yang Meningkat
Uni Eropa berhasil mencatatkan surplus perdagangan yang signifikan, dengan ekspor meningkat 6% pada kuartal pertama 2025. Negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Italia mengalami lonjakan permintaan untuk produk-produk unggulan mereka, seperti mobil, anggur, dan keju. The Washington Post
Namun, ancaman tarif AS sebesar 30% pada barang-barang UE dapat mengancam surplus ini, terutama bagi sektor-sektor yang sangat bergantung pada ekspor ke AS.
🇨🇳 China: Strategi Diversifikasi Pasar
China menghadapi tantangan besar akibat tarif tinggi AS, namun berhasil mengalihkan sebagian besar ekspornya melalui negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Malaysia. Hal ini menyebabkan peningkatan 10% dalam total impor AS dari Asia. The Wall Street Journal
Selain itu, China meningkatkan investasi di negara-negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS dan Eropa, serta menghindari tarif yang tinggi.
🇨🇦 Kanada: Penurunan Ekspor dan Defisit yang Meningkat
Kanada mencatatkan penurunan ekspor barang sebesar 10,8% pada April 2025, terutama disebabkan oleh penurunan ekspor kendaraan bermotor dan suku cadangnya. Hal ini menyebabkan defisit perdagangan barang dengan dunia melebar menjadi $7,1 miliar, defisit terbesar yang pernah tercatat.
📈 Kesimpulan
Meskipun terdapat ketegangan perdagangan dan kebijakan tarif yang meningkat, perdagangan global tetap menunjukkan pertumbuhan. Namun, terdapat pergeseran signifikan dalam pola ekspor dan impor di berbagai kawasan. Negara-negara berkembang perlu mengadopsi strategi diversifikasi pasar dan peningkatan daya saing untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan yang ada.
Ketidakpastian kebijakan dan ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor risiko utama yang dapat mempengaruhi dinamika perdagangan global ke depannya.