Baghdad, Irak — Sebuah ledakan bom dahsyat mengguncang pasar tradisional yang ramai di distrik Sadr City, Baghdad, pada Kamis malam (10/7). Sedikitnya 21 orang tewas dan lebih dari 45 lainnya luka-luka dalam insiden yang diduga kuat sebagai serangan teroris terkoordinasi.

Ledakan terjadi sekitar pukul 20.15 waktu setempat saat pengunjung pasar tengah memadati area penjual makanan dan pakaian. Beberapa saksi menyebut mendengar dua ledakan berurutan, disusul kobaran api dan kepanikan massal.

Korban Mayoritas Warga Sipil

Kementerian Kesehatan Irak melaporkan bahwa mayoritas korban tewas adalah wanita dan anak-anak yang sedang berbelanja menjelang akhir pekan. Tim penyelamat dan relawan medis bekerja sepanjang malam untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan kios dan toko.

“Ini adalah salah satu tragedi paling mengerikan dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Gubernur Baghdad, Atheel al-Hassan, yang langsung mengunjungi lokasi kejadian.

Dugaan Kuat Aksi Kelompok ISIS

Pihak keamanan Irak menyatakan bahwa pola serangan mengarah pada sisa-sisa jaringan ISIS, yang beberapa kali melancarkan aksi serupa di wilayah tersebut dalam 6 bulan terakhir. Serangan ini terjadi di tengah kampanye militer besar-besaran pemerintah Irak untuk membersihkan sel-sel teroris di provinsi Anbar dan Ninawa.

“Investigasi sedang berlangsung, tapi semua indikasi mengarah pada afiliasi ISIS yang berusaha menciptakan ketakutan menjelang musim ziarah Syiah,” ujar Juru Bicara Militer Irak, Jenderal Yahya Rasool.

Reaksi Internasional dan Seruan Stabilitas

PBB, Uni Eropa, dan Amerika Serikat mengecam keras serangan ini dan menyatakan solidaritas terhadap rakyat Irak. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut tindakan tersebut sebagai “serangan pengecut terhadap warga sipil tak berdosa”.

Sementara itu, ulama terkemuka Syiah, Grand Ayatollah Ali al-Sistani, menyerukan persatuan nasional dan mendorong warga untuk tidak terprovokasi. Ia juga meminta pemerintah untuk segera meningkatkan keamanan publik di seluruh wilayah Baghdad.

Ancaman Keamanan Jelang Muharram

Insiden ini terjadi hanya beberapa pekan sebelum bulan Muharram, periode penting bagi umat Syiah di Irak yang sering kali menjadi sasaran kelompok ekstremis. Pemerintah Irak kini memberlakukan status siaga tinggi dan membatasi aktivitas malam di area padat.