🧊 Fenomena Es Raksasa Lepas Picu Kekhawatiran Global
Para ilmuwan dari European Space Agency (ESA) dan NASA melaporkan bahwa pada 9 Juli 2025, sebuah gunung es raksasa dengan luas 7.800 km² (setara gabungan Jakarta dan Bali) telah terlepas dari lapisan es timur laut Greenland dan mengapung ke arah Samudra Arktik. Bongkahan es ini diberi nama “A-81X”, dan tercatat sebagai gunung es terbesar yang pernah pecah dalam sejarah modern.
Peristiwa ini menjadi sinyal terbaru tentang percepatan pemanasan global dan kerentanan sistem es dunia, terutama di wilayah kutub.
📉 Apa Penyebabnya?
Data penginderaan jauh ESA mengungkapkan:
-
Suhu udara musim panas Arktik mencapai rekor 12°C, jauh di atas rata-rata normal 2°C.
-
Lapisan es Greenland mengalami mencair 2,5 kali lebih cepat dibandingkan 20 tahun lalu.
-
Retakan besar telah terdeteksi sejak awal 2024, namun pecah totalnya terjadi lebih cepat dari prediksi.
Fenomena ini diperburuk oleh arus laut hangat dari Atlantik Utara, yang mengikis bagian bawah lapisan es secara diam-diam.
🌊 Ancaman Bagi Permukaan Laut dan Ekosistem Laut
-
Para ilmuwan memperkirakan bahwa jika pelepasan gunung es terus berulang, permukaan laut dunia bisa naik hingga 2 meter pada 2100.
-
Bongkahan A-81X bergerak ke arah wilayah ekosistem laut Arktik, mengancam jalur migrasi paus, anjing laut, dan burung laut.
-
Kapal-kapal ekspedisi dan transportasi Arktik diberi peringatan keras untuk menghindari area yang dipenuhi serpihan es.
🌐 Reaksi Internasional dan Ilmiah
-
PBB melalui IPCC mengeluarkan peringatan bahwa ini “momen krusial bagi peradaban manusia”.
-
Greenpeace dan WWF menyerukan deklarasi Krisis Kutub Global dan pembekuan semua eksplorasi migas di Arktik.
-
Pemerintah Islandia, Norwegia, dan Kanada telah mengadakan pertemuan darurat untuk meninjau jalur pelayaran, zona perlindungan laut, dan protokol bencana es.
Profesor Nina Sørensen dari University of Copenhagen menyatakan:
“Ini bukan lagi soal masa depan. Kutub kita retak sekarang. Jika dunia tidak berubah, proses kehancuran ini akan permanen.”
🚢 Dampak Terhadap Pelayaran dan Ekonomi
-
Jalur pelayaran Arktik yang biasa dipakai untuk rute Asia-Eropa lewat Kutub Utara kini dibatasi secara ketat.
-
Perusahaan logistik seperti Maersk dan COSCO mulai mengalihkan rute ke Samudra Hindia.
-
Risiko kerusakan kapal akibat tabrakan es menyebabkan kenaikan premi asuransi pelayaran hingga 40%.
🔬 Upaya Penanggulangan dan Adaptasi
Ilmuwan dan aktivis mendorong:
-
Pembentukan Zona Perlindungan Total Arktik dari aktivitas industri
-
Investasi global pada energi bersih dan dekarbonisasi sektor pelayaran
-
Simulasi dan pelacakan gunung es lewat sistem satelit real-time agar bisa diprediksi pergerakannya
Selain itu, konferensi darurat iklim PBB akan digelar lebih cepat, yakni pada Agustus 2025 di Oslo, untuk membahas respons kolektif terhadap krisis kutub.
📌 Kesimpulan
Lepasnya gunung es terbesar dalam sejarah dari Greenland menjadi alarm yang paling keras tentang laju perubahan iklim saat ini. Bukan sekadar berita lingkungan, ini adalah peringatan eksistensial bahwa bumi sedang berubah secara drastis — dan keputusan umat manusia dalam satu dekade ke depan akan menentukan apakah kutub tetap membeku, atau mencair untuk selamanya.