
Jakarta, 7 Juli 2025 — Industri film horor Indonesia kembali bergeliat dengan hadirnya “Rumah Lantai Empat”, film thriller psikologis yang tidak hanya menghadirkan elemen supranatural, tetapi juga membongkar sisi gelap trauma keluarga, kepercayaan lokal, dan distorsi realita.
Film garapan Rako Prijanto ini resmi tayang di bioskop mulai 5 Juli, dan hanya dalam dua hari, telah menarik lebih dari 400.000 penonton, membuatnya menjadi film dengan pembukaan horor lokal terbesar di tahun 2025.
Sinopsis Singkat yang Mencekam
Bersetting di sebuah rumah tua di kawasan Bandung Utara, cerita berpusat pada Sekar (diperankan oleh Laura Basuki), seorang psikolog anak yang pindah bersama adik bungsunya ke rumah warisan keluarga. Meski rumah itu hanya memiliki tiga lantai secara fisik, Sekar mulai mengalami gangguan dan melihat aktivitas aneh di “lantai keempat” yang tidak pernah dibangun.
Dari langkah kaki tanpa wujud, ruang yang berubah bentuk, hingga waktu yang mendadak meloncat, film ini membawa penonton ke dalam labirin persepsi yang menyesatkan.
Kekuatan di Naskah dan Sinematografi
Naskah film ditulis oleh Jujur Prananto, penulis skenario senior yang dikenal dengan detail simbolik dan ketegangan bertahap. Dalam film ini, banyak elemen simbol yang mengacu pada:
-
🧠 Dissosiasi psikologis akibat trauma masa kecil
-
🌫️ Ruang liminal antara nyata dan gaib
-
🕯️ Ritual lokal sunda kuno yang terkait dengan angka empat (papat = palak = maut)
Sinematografi dibuat dengan tone redup dan lensa sempit yang membuat penonton merasa “terperangkap dalam rumah itu.” Tata suara memanfaatkan teknologi binaural sound, yang membuat suara langkah, bisikan, atau hentakan terasa nyata bahkan di kursi bioskop.
Review dan Respons Penonton
Skor Rotten Tomatoes versi lokal menunjukkan 96% approval dari kritikus dan 92% dari penonton. Film ini juga mendapat review positif dari YouTuber sinema ternama seperti Raditya Dika dan Dimas Drajat.
Komentar penonton:
“Lebih ngeri dari jumpscare. Ini horor yang nempel di otak.”
“Jarang ada film Indonesia yang bisa gabungkan mitologi dan trauma dengan cara sehalus ini.”
“Ending-nya mind-blowing! Plot twist yang bikin merinding seharian.”
Potensi Go International
Produser film menyebut bahwa distributor Jepang dan Thailand sudah menyatakan minat untuk menayangkan versi internasional. Bahkan Netflix Asia dikabarkan tengah dalam negosiasi untuk mengakuisisi hak tayang digital eksklusifnya.
Film ini juga dipersiapkan untuk ikut dalam Sitges Film Festival 2025 di Spanyol, yang dikenal sebagai panggung utama horor dan thriller dunia.
Kesimpulan
“Rumah Lantai Empat” bukan sekadar horor biasa, melainkan perjalanan psikologis dalam wujud sinema yang meremas emosi, logika, dan keyakinan secara bersamaan. Di tengah dominasi horor instan dan jump scare murahan, film ini hadir sebagai penanda baru kebangkitan horor berkualitas di Indonesia.
Jika Anda berpikir horor Indonesia sudah tidak bisa mengejutkan lagi, tunggu sampai Anda berani menginjak lantai keempat.